RUWA JURAI – Gelombang nostalgia dan semangat kebersamaan menghiasi acara Reuni Akbar Keluarga Besar Eks PT Dipasena Citra Darmaja yang digelar di Gedung Serba Guna (GSG) Sumpah Pemuda, Way Halim, Bandar Lampung, Minggu (5/10/2025). Lebih dari seribu peserta, mulai dari mantan karyawan, petambak, hingga keluarga besar, memadati gedung tersebut untuk melepas rindu, mengenang masa lalu, sekaligus menatap masa depan cerah bagi industri perudangan Lampung.
Dalam kesempatan ini, Direktur PT Sakti Biru Indonesia (SBI), Suseno Reffandi, hadir bukan sekadar sebagai mantan karyawan, tetapi juga sebagai mitra strategis para petambak eks PT Dipasena. Ia menegaskan optimisme PT SBI dalam menghidupkan kembali kejayaan perudangan di Lampung melalui kolaborasi erat dengan para petambak.
“Dengan pengalaman kami dan antusiasme para petambak, eks Dipasena dapat berjaya kembali. Kami menargetkan seluruh eks petambak bisa menjalin kemitraan dengan PT SBI. Tujuannya bukan hanya produksi udang yang meningkat, tetapi juga dampak ekonomi positif bagi masyarakat dan daerah,” ujar Suseno.
Suseno menambahkan bahwa kemitraan ini diharapkan mampu mendorong Pendapatan Asli Daerah (PAD), membuka lapangan kerja baru, serta menjadikan udang sebagai komoditas ekspor andalan Lampung. Ia juga mengimbau pemerintah untuk memberikan dukungan regulasi yang ramah bagi petambak yang sedang memulai kembali usaha mereka. “Kami berharap pemerintah jangan dulu membebani petambak dengan aturan dan biaya yang berat, karena mereka sedang berjuang untuk bangkit,” pungkasnya.
Bangun Ekosistem Perudangan Modern dan Berkelanjutan
Dalam paparannya, Suseno menjelaskan bahwa PT Sakti Biru Indonesia merupakan perusahaan perudangan terintegrasi penuh, yang mengelola seluruh siklus budidaya udang, mulai dari hatchery, nursery, pembesaran, hingga perdagangan pascapanen. Perusahaan ini juga tengah membangun cold storage modern untuk menjaga kualitas hasil panen, memproduksi probiotik dan feed additive berbahan maggot, serta mengoperasikan laboratorium RT-PCR yang mampu mendeteksi dini tujuh jenis penyakit udang.
“Kami ingin memastikan produktivitas, kualitas, dan keberlanjutan budidaya udang di Lampung tetap terjaga. Fasilitas dan teknologi modern ini menjadi pondasi bagi industri perudangan yang lebih maju dan kompetitif di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Suseno.
Silaturahmi, Nostalgia, dan Harapan Baru
Acara reuni berlangsung meriah dengan berbagai kegiatan yang sarat nilai budaya dan kebersamaan. Ratusan mantan karyawan dan keluarga besar Dipasena hadir dari berbagai daerah di Indonesia, mempererat tali silaturahmi sekaligus mengenang masa kejayaan industri perudangan nasional. Rangkaian acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, tari tradisional Lampung, doa bersama, sesi foto kenangan, hingga hiburan musik yang menambah hangat suasana reuni.
Salah satu peserta, Hendi, menyatakan bahwa tujuan utama reuni ini adalah memperkuat ikatan persaudaraan, membangun jejaring, dan menjadi wadah saling berbagi manfaat. “Reuni ini bukan hanya nostalgia, tapi juga momentum untuk menatap masa depan perudangan Lampung. Semangat kebersamaan ini sangat berharga,” ungkapnya.
Optimisme Menuju Lampung Sebagai Pusat Ekspor Udang
Melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, organisasi petambak, dan pihak swasta, PT Sakti Biru Indonesia optimistis dapat membangun ekosistem budidaya udang yang modern, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi. Fasilitas laboratorium canggih, cold storage, serta inovasi dalam pakan dan probiotik menjadi modal strategis untuk mendukung pertumbuhan industri ini.
“Kebersamaan ini menjadi modal sosial yang luar biasa. Dengan dukungan semua pihak, nama besar Dipasena dapat kembali bersinar, dan Lampung akan menjadi pusat ekspor udang yang kompetitif di tingkat nasional maupun internasional,” tutup Suseno.***


