RUWAJURAI – Indonesia diprediksi akan menghadapi dinamika ekonomi yang penuh tantangan sekaligus peluang dalam lima tahun ke depan. Sejumlah pakar menilai periode 2025–2030 menjadi fase penting bagi Indonesia untuk memperkuat fondasi menuju negara berpenghasilan tinggi.
Menurut para ekonom, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan stabil di kisaran 5–6% per tahun, didorong oleh konsumsi domestik yang kuat, investasi asing yang meningkat, serta transformasi digital di berbagai sektor. Sektor teknologi, energi terbarukan, dan ekonomi kreatif disebut sebagai motor penggerak utama.
Namun, para pakar juga mengingatkan adanya tantangan eksternal, seperti fluktuasi harga komoditas global, ketegangan geopolitik, hingga risiko perubahan iklim. Kondisi ini dapat memengaruhi stabilitas ekspor dan daya saing industri nasional.
Dari sisi tenaga kerja, era ini juga akan ditandai dengan pergeseran kebutuhan keterampilan. Digitalisasi dan otomasi menuntut sumber daya manusia Indonesia untuk lebih adaptif, kreatif, dan melek teknologi. Pendidikan vokasi serta pelatihan kerja diprediksi menjadi kunci agar Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi.
Sementara itu, pemerintah dituntut menjaga stabilitas fiskal dan iklim investasi. Reformasi birokrasi, pembangunan infrastruktur hijau, serta penguatan UMKM akan menjadi faktor penentu apakah Indonesia bisa melesat atau tertinggal dalam kompetisi global.
Dengan strategi yang tepat, para pakar optimistis Indonesia berpeluang menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-7 dunia pada 2030, sejalan dengan proyeksi lembaga internasional.***


