RUWA JURAI– Lapangan Pemerintah Kabupaten Pringsewu pada Rabu pagi (1/10/2025) menjadi saksi khidmatnya upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Dengan penuh wibawa, Wakil Bupati Pringsewu, Umi Laila, memimpin jalannya upacara sebagai pembina. Hadir pula Sekretaris Daerah M. Andi Purwanto, para asisten, staf ahli bupati, kepala perangkat daerah, hingga ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berbaris rapi sebagai peserta.
Suasana penuh nasionalisme terasa sejak awal upacara. Bendera Merah Putih berkibar gagah, diiringi lagu kebangsaan yang dinyanyikan dengan lantang. Upacara ini tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi juga ajang refleksi penting tentang arti Pancasila bagi kehidupan bangsa.
Dalam amanatnya, Wakil Bupati Umi Laila menekankan bahwa filosofi Kesaktian Pancasila bukanlah mitos ataupun hal mistis, melainkan bukti nyata ketahanan ideologi bangsa. Menurutnya, Pancasila telah terbukti tangguh menghadapi berbagai tantangan sejarah, termasuk pemberontakan G30S/PKI yang pernah berupaya menggantikan dasar negara dengan ideologi lain.
“Kesaktian Pancasila hadir dalam bentuk kekuatan aktual dan adaptif. Pancasila ibarat tubuh bangsa yang kebal dari pengaruh ideologi asing, sekaligus menjadi pedoman dalam menjaga persatuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa peringatan 1 Oktober bukan hanya untuk mengenang para pahlawan yang gugur, tetapi juga sebagai momentum meneguhkan kembali komitmen terhadap pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Bagi ASN, hal itu diwujudkan melalui peningkatan disiplin, etos kerja, serta pelayanan kepada masyarakat dengan integritas tinggi.
Wabup Umi Laila menegaskan, Pancasila harus terus menjadi filter dalam menghadapi arus globalisasi. Di tengah derasnya masuknya ideologi asing, Pancasila berfungsi sebagai pagar kokoh yang mampu menyaring mana yang sesuai dengan nilai bangsa, sekaligus menjaga keberagaman suku, agama, dan budaya di Indonesia agar tetap dalam bingkai persatuan.
“Pancasila bukan hanya simbol, melainkan pedoman hidup yang harus diamalkan. Nilai-nilainya harus tertanam dalam setiap kebijakan pemerintah, langkah pembangunan, dan perilaku masyarakat. Hanya dengan itu, kita bisa membangun bangsa yang kuat, adil, dan sejahtera,” ujarnya menutup sambutan.
Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Pringsewu tahun ini menjadi pengingat nyata bahwa ideologi negara tetap relevan sepanjang zaman. Dengan pengamalan nilai gotong royong, persatuan, keadilan, dan kemanusiaan, Pancasila akan terus menjadi fondasi bagi bangsa Indonesia untuk melangkah maju menghadapi tantangan global.***


