RUWA JURAI – Langkah tegas dilakukan Polres Lampung Selatan bersama UPT Puskesmas Candipuro dalam menjaga kesehatan masyarakat. Pada Senin, 6 Oktober 2025, aparat kepolisian dan tim kesehatan menggelar pemeriksaan kesehatan menyeluruh bagi para penjamah pangan di Desa Rawa Selapan, Kecamatan Candipuro. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit menular, terutama Tuberkulosis (TBC), di lingkungan pengolahan makanan publik yang melayani banyak orang setiap harinya.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kabag SDM Polres Lampung Selatan, Kompol Agus Priyono, dengan melibatkan unsur Siwas, Dokkes, Satlantas, Intelkam, dan Binmas. Turut hadir pula tim medis dari Puskesmas Candipuro yang melakukan serangkaian tes kesehatan dan edukasi terhadap para pekerja dapur di lokasi Makan Bergizi Gratis (MBG) desa setempat.
Kompol Agus menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan kepedulian Polri terhadap kesehatan masyarakat. “Kami ingin memastikan setiap pekerja yang menangani makanan untuk publik berada dalam kondisi sehat dan bebas dari penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, atau HIV. Ini penting untuk melindungi masyarakat dari potensi penularan penyakit melalui makanan,” ujar Agus di sela kegiatan pemeriksaan.
Dalam pemeriksaan tersebut, tim medis Puskesmas Candipuro mengambil delapan sampel pekerja penjamah pangan untuk diuji. Pemeriksaan meliputi tes Hepatitis, HIV, Sifilis, dan TBC. Kepala UPT Puskesmas Candipuro, Yeni Marina, menyampaikan hasil tes menunjukkan seluruh pekerja dinyatakan negatif dari penyakit menular tersebut.
“Kami sangat bersyukur, hasil pemeriksaan menunjukkan delapan orang pekerja penjamah pangan semuanya negatif TBC dan penyakit lainnya. Ini menjadi bukti bahwa standar kebersihan dan keamanan pangan di dapur MBG Desa Rawa Selapan telah dijalankan dengan baik dan disiplin,” kata Yeni.
Selain melakukan pemeriksaan kesehatan, tim gabungan juga meninjau secara langsung proses pengolahan pangan di dapur MBG. Mereka memeriksa mulai dari tahap pencucian bahan baku, proses memasak, pengemasan, hingga pendistribusian makanan kepada masyarakat. Setiap tahap dipastikan memenuhi standar sanitasi dan kebersihan yang berlaku.
“Selain tes kesehatan, kami juga memberikan edukasi kepada para penjamah pangan mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri, penggunaan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan, serta cara mencuci tangan yang benar sebelum dan sesudah menangani bahan makanan,” tambah Yeni.
Kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari masyarakat setempat. Banyak warga merasa lebih tenang dan percaya terhadap kualitas makanan yang disalurkan melalui program MBG setelah adanya pemeriksaan kesehatan rutin seperti ini. Salah satu warga, Dwi, mengatakan bahwa langkah ini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit di lingkungan masyarakat. “Kami jadi lebih yakin bahwa makanan yang diterima dari dapur MBG aman dikonsumsi. Harapannya kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara berkala,” ujarnya.
Sementara itu, Kompol Agus menegaskan bahwa kegiatan serupa akan terus dilaksanakan di wilayah lain di bawah koordinasi Polres Lampung Selatan. Ia menilai sinergi antara Polri dan tenaga kesehatan perlu diperkuat agar pengawasan kesehatan masyarakat semakin efektif.
“Kami tidak hanya berperan dalam penegakan hukum, tetapi juga menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat. Upaya seperti ini harus menjadi kebiasaan yang berkelanjutan. Dengan pemeriksaan berkala dan edukasi, risiko penyebaran penyakit dapat ditekan secara signifikan,” tegasnya.
Pemeriksaan kesehatan bagi penjamah pangan ini juga menjadi bagian dari program preventif dalam mendukung kesehatan masyarakat di sektor pangan, terutama di fasilitas umum dan dapur sosial. Polres Lampung Selatan berencana memperluas kegiatan serupa ke desa-desa lain yang memiliki dapur MBG, dengan menggandeng Dinas Kesehatan dan lembaga terkait untuk memastikan semua penjamah pangan bebas dari penyakit menular.***


