RUWA JURAI— Bikin deg-deg ser! Jose Mourinho resmi menancapkan strategi besarnya di Benfica meski kontraknya hanya berlaku untuk musim 2025/2026 hingga 2026/2027, dengan opsi non-perpanjangan jika Rui Costa gagal terpilih kembali sebagai Presiden klub. Kontrak singkat ini membuat banyak penggemar penasaran: apakah The Special One mampu membangun kembali reputasi Benfica di kancah Liga Champions dalam waktu yang terbatas?
“Saya lebih fokus membantu pemain dan klub, bukan hanya untuk diri sendiri,” ujar Mourinho, dikutip dari UEFA.com. Pernyataan itu menegaskan bahwa ambisi Mourinho kali ini tidak sekadar untuk reputasi pribadi, tapi lebih pada membangun fondasi kuat untuk Benfica dan mendukung misi politik Rui Costa.
Mourinho dikenal bukan pelatih pragmatis yang hanya sukses dengan pemain mahal dan sudah mapan. Ia telah membuktikan kemampuan luar biasanya di Chelsea, Inter Milan, dan Real Madrid dengan mengubah pemain yang sebelumnya dianggap biasa menjadi bintang kelas dunia. Didier Drogba di Chelsea, Maicon, Diego Milito, dan Goran Pandev di Inter Milan adalah contoh nyata bagaimana Mourinho mampu mencetak pemain menjadi mesin kemenangan. Bahkan Roman Abramovich sempat meremehkan Drogba, tapi Mourinho berhasil mengubahnya menjadi striker ikonik yang membawa Chelsea meraih trofi besar. Di Inter Milan, kombinasi Maicon, Milito, dan Pandev menjadi kunci treble legendaris tim Serie A.
Di Real Madrid, Mourinho juga membuktikan kehebatannya. Ia berhasil menata ulang sistem Galacticos dengan membawa pemain seperti Ozil dan Angel Di Maria, sehingga Ricardo Kaka harus menepi. Hasilnya, klub memecahkan berbagai rekor dan tetap kompetitif di Liga Champions.
Kini, di Benfica, misi Mourinho lebih menantang. Kontrak singkat dan target tinggi membuatnya harus cepat beradaptasi, membangun tim solid, dan memaksimalkan potensi pemain muda. Mourinho menaruh kepercayaan penuh pada tiga bintang muda yang diyakini mampu membawa Benfica kembali bersinar di Eropa: Antonio Silva, Gianluca Prestianni, dan Andreas Schjelderup.
Antonio Silva, bek muda berbakat, dikenal dengan kemampuan membaca permainan yang matang, positioning yang tepat, dan kecepatan di lini belakang yang mematikan. Gianluca Prestianni, gelandang serang kreatif, menjadi motor penggerak tim dengan visi permainan cemerlang dan kemampuan mencetak gol dari jarak jauh. Andreas Schjelderup, winger cepat dan lincah, mampu menembus pertahanan lawan dengan skill individu, kecepatan, dan kemampuan finishing yang tajam.
Mourinho berharap kombinasi ketiga pemain muda ini bisa menjadi kunci keberhasilan Benfica, menggabungkan pengalaman tim senior dengan energi segar dari generasi muda. Strategi ini juga diharapkan dapat membawa Benfica bersaing ketat di Liga Portugal dan tampil impresif di Liga Champions.
Selain fokus pada performa lapangan, Mourinho juga bertekad membangun budaya profesionalisme dan mental juara dalam skuad Benfica. Ia menekankan pentingnya disiplin, kerja sama, dan etos kerja tinggi, sambil memanfaatkan potensi setiap pemain muda untuk memberikan kontribusi maksimal.
Musim 2025/2026 menjadi ujian nyata bagi Mourinho: apakah The Special One bisa mengembalikan magis Liga Champions ke Benfica melalui tangan Antonio Silva, Gianluca Prestianni, dan Andreas Schjelderup? Para penggemar sudah menanti dengan napas tertahan, siap menyaksikan apakah taruhan besar ini akan membuahkan hasil manis atau justru menjadi drama besar di Eropa.***


